Semangat Juang IPNU-IPPNU dalam Mengembangkan Potensi Diri

18 Februari 2024, 10:30

 

 

            Kuningan - Di tengah hiruk pikuknya kegiatan kampus dan pekerjaan, para pemuda yang berasal dari kabupaten Kuningan ini masih mempunyai semangat yang membara untuk berorganisasi dan aktif di tengah masyarakat. Hasan Ropiki (24) menurutnya, organisasi bukan hanya sekedar untuk menyalurkan minat dan bakat, tetapi juga untuk pembentukan karakter dan yang paling penting itu adalah kita dilatih untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijaksana.

        Siapa sih yang tidak mengenal dengan organisasi IPNU-IPPNU ini?, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul 'Ulama) didirikan pada tanggal 24 Februari 1954, sedangkan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul 'Ulama) didirikan pada tanggal 3 Maret 1955. Organisasi ini banyak di ikuti oleh kaum muda yang bergerak di bidang keagamaan, akademik, dan juga sosial.

Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan rutin di adakan, seperti pengajian setiap seminggu sekali, ziarah ke makam tokoh-tokoh NU, dan mengadakan acara keagamaan lainnya. Semua anggota selalu berpartisipasi dalam kegiatan ini guna untuk meningkatkan iman dan takwa, serta pengetahuan tentang agama.

 

Kegiatan Akademik

            Sebagai organisasi pelajar Nahdlatul ‘Ulama, IPNU-IPPNU juga aktif dalam berbagai kegiatan, baik itu di bidang akademik maupun non-akademik. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk membangun potensi diri dan meningkatkan kualitas pelajar NU agar mampu berdaya saing di era global ini. Melalui kegiatan ini, pelajar NU diharapkan dapat menjadi generasi yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

 

Kegiatan Sosial

            Bukan hanya kegiatan keagamaan dan juga akademik, IPNU-IPPNU juga aktif dalam kegiatan sosial yang sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Bakti sosial, penggalangan dana, dan kegiatan lainnya rutin dilaksanakan guna untuk meningkatkan kepedulian diri terhadap sekitar  dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

 

 

Jangan lupa saksikan wawancara saya dengan ketua IPNU beserta anggotanya pada link berikut ini:


https://youtu.be/tOoVBq2kPUg?si=gYXIHOseIrGzvr8Y

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambar
  Tradisi Seren Taun sebagai Bentuk Pelestarian Warisan Budaya di Kabupaten Kuningan Indonesia negeri non permai dengan beragam tradisi dan budaya di setiap kawasan di berbagai penjuru, khasanah peradaban terus terjaga turun-temurun dari dulu sampai kelak nanti lestari semenjak nenek moyang hingga anak cucu menghidupi dan dihidupi oleh adat dan tradisi. Desa Cigugur terletak di kaki gunung Ciremai kabupaten Kuningan Jawa Barat, menjadi bagian dari masyarakat adat Karuhun urang Sunda wiwitan, warga di wilayah ini memiliki kedekatan dengan alam dan lingkungan. Kehidupan agraris yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap bumi dan ekologi yang ada di atasnya tercermin dalam beragam upacara dan perayaan adat, salah satunya adalah seren taun. Seren taun kurang lebih berarti seserahan tahunan penanda kesyukuran atas keberkahan yang didapatkan selama setahun yang telah lewat dan doa pengharapan untuk nasib baik setahun ke depan. Perayaan tahunan dipusatkan di gedung Paseban Tri Pan...
Baca selengkapnya
  Tradisi Babarit sebagai Bentuk Pelestarian Warisan Budaya di Kabupaten Kuningan Tradisi Babarit selama ini menjadi ciri khas dalam milangkala atau hari jadi kabupaten Kuningan. Tradisi Babarit ini dilakukan sebagai wujud syukur, menjaga alam, indahnya berbagi dan mendoakan para leluhur. Tepatnya pada hari Minggu, 4 Agustus 2024 kemarin, di depan kantor Bupati Kuningan, kabupaten Kuningan melaksanakan salah satu proses rangkaian acara dalam rangka menuju hari jadi kabupaten Kuningan yaitu dengan melaksanakan tradisi Babarit. Adapun prosesnya yaitu dengan menyatukan air dari 4 penjuru mata air kabuyutan yaitu: Barat: mata air Cihulu Kuningan (Winduherang - Cigugur); Utara: dari Cikahuripan (Kahiyangan - Cilimus); Timur: Kabuyutan Indrakila – Karangkancana; Selatan: Kabuyutan Jambarema – Selajambe. Air dari keempat sumber ini kemudian disatukan dan disawer di keempat penjuru yang dilakukan oleh Bapak Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, M.Pd. beserta istrinya selaku Pj Bupati Kuningan...
Baca selengkapnya